Sabtu, 08 Desember 2007

Belajar Bahasa Mandarin


Asal Ada Kemauan dan Konsisten
Saat ini, bahasa Mandarin memang menjadi tuntutan yang sering dijadikan standar tambahan dalam penguasaan bahasa asing lainnya. Tak cukup hanya menguasai bahasa Inggris saja, Anda pun harus lihai menguasai bahasa yang satu ini.


Asal Ada Kemauan dan Konsisten
Saat ini, bahasa Mandarin memang menjadi tuntutan yang sering dijadikan standar tambahan dalam penguasaan bahasa asing lainnya. Tak cukup hanya menguasai bahasa Inggris saja, Anda pun harus lihai menguasai bahasa yang satu ini.
Apalagi untuk kita yang tinggal di wilayah Kepri, rasanya jika kita kurang bisa menguasai bahasa yang satu ini, maka kita agak mengalami kesulitan dalam hal berkomunikasi dengan banyak orang. Bagaimana tidak, masyarakat Tionghoa di Kepulauan Riau ini begitu besar. Belum lagi jika kita pergi ke Singapura, bahasa mandarin pun seakan-akan menjadi bahasa alternatif yang bernilai penting dan bisa digunakan di sana.
Dan seperti bahasa asing lainnya, bahasa asing yang satu ini juga memiilki tantangan tersendiri. Dalam bahasa mandarin, tulisan yang tertulis tidak hanya divokalkan dengan pengucapan biasa. Ada nada-nada tersendiri yang harus Anda kuasai. Salah pengucapan nada, arti dari apa yang kita ucapkan itu pun bisa berbeda.
Yang menjadikan bahasa mandarin memiliki tingkat kesulitan tersendiri adalah tentang aksara yang perlu juga dikuasai. Dan inilah yang membuat bahasa Mandarin menjadi tidak mudah begitu saja dikuasai oleh seseorang yang ingin benar-benar menguasai bahasa Mandarin secara total.
Namun bagi Anda yang sudah bisa berkomunikasi dengan bahasa Mandarin, jangan lantas merasa tidak perlu untuk mempelajarinya lebih dalam. Karena kebanyakan orang hanya sanggup untuk mengucapkannya tanpa bisa baca dan tulis aksara Mandarin.
Memang, tidak mudah begitu saja untuk bisa menguasai bahasa yang satu ini. Merasa menyerah sebelum mencoba mempelajarinya? Jangan dulu tergesa-gesa putus asa. Karena meski Anda bukanlah orang yang mengenal dekat dunia Tionghoa, asal ada kemauan dan konsistensi, pasti bisa. Tang jan! (ika)

Pahami Aksara dari Bentuk Bendanya
Sebetulnya untuk menguasai bahasa Mandarin, tak lengkap rasanya jika kita tidak mempelajari huruf atau aksaranya. Namun karena aksara Mandarin tidak menganut huruf atau per kata dalam penulisannya, maka butuh cukup waktu juga untuk bisa menguasainya.
Huruf atau karakter Mandarin merupakan satu di antara huruf tertua yang dikenal di dunia. Banyak perubahan yang terjadi dalam penulisan huruf ini seiring dengan perkembangan zaman. Ada beberapa barang yang dulu belum ada, maka karakter penulisannya pun baru ada di zaman sekarang.
“Awalnya dulu penciptaan huruf mandarin hanya berdasarkan bentuk benda tersebut. Misalnya mereka membuat huruf berbentuk gunung untuk menggambarkan gunung atau bulatan untuk menggambarkan matahari,” ujar LW Song, Badan Pembinaan Pendidikan Bahasa
Tionghoa (BP2BT).
Ia mencontohkan, sebuah titik yang ditambahkan pada huruf dao yang berarti pisau membuat kosakata baru yakni ren yang berarti pinggir pisau. Titik yang berada di sisi pisau itu berarti menunjukkan ketajaman pinggir pisau tersebut.
Secara struktural, huruf Mandarin sebenarnya bisa dibagi menjadi dua tipe. Tipe pertama adalah sebagai huruf Mandarin sebagai komponen tunggal dan komponen kombinasi.
Sebagian besar huruf Mandarin merupakan kombinasi dari ratusan komponen di berbagai posisi huruf tersebut. Misalnya karakter kou bisa dikombinasikan dengan komponen lain di berbagai posisi yang berbeda untuk membentuk karakter baru.
“Huruf seperti ini bisa disebut radikal atau elemen sebuah huruf. Radikal biasanya berfungsi sebagai panduan penulisan, pelafalan dan pencarian huruf tersebut di kamus,” jelasnya.
Semua huruf yang memiliki radikal Kou biasanya memiliki arti yang berhubungan dengan mulut karena kou berarti mulut. Misalnya, menangis, menyanyi atau lainnya. “Dan radikal ini terdapat di semua huruf mandarin, meski tak ada pengelompokan radikal ini untuk huruf tertentu,” papar Song.
Di tahun 1956, Pemerintah Tiongkok mengumumkan adanya skema baru mengenai huruf Mandarin yang lebih sederhana supaya penulisan huruf Mandarin bisa lebih mudah. Huruf ini disebut jiantizi atau jianti yang berarti huruf Mandarin sederhana. Sementara huruf yang lebih tradisional disebut fantizi, yang bentuknya lebih kompleks.
“Sekarang orang di Tiongkok sudah menggunakan huruf yang lebih sederhana tersebut. Sedangkan publik Taiwan lebih memilih menggunakan huruf yang lebih kompleks. Di kawasan Asia, Singapura dan Malaysia lebih menggunakan jiantizi,” tutur Song.
Peraturan ini dibuat Pemerintah Tiongkok untuk lebih memudahkan orang asing yang baru mempelajari Bahasa Mandarin. Song pun tak lupa memberikan tips bagi orang yang baru pertama kali belajar Mandarin. “Pertama kenali karakter atau huruf, kenali bentuknya dan kenali radikalnya, pasti akan mudah belajar huruf Mandarin,” jelasnya.
Penulisan huruf Mandarin sendiri tak banyak mengalami perubahan sejak pertama kali diciptakan. Prinsipnya hanya ada dua cara, yakni penulisan dari atas ke bawah dan dari arah kiri ke kanan untuk semua karakter. “Dan peraturan itu harus ditepati, karena tanpa peraturan itu, penulisan huruf Mandarin akan kacau-balau,” pungkasnya.
Karena terhitung lumayan rumit untuk mempelajarinya, Song pun mengaku meskipun ada seseorang yang memang sudah lancar berbahasa Tionghoa, bukan berarti ia juga mudah untuk mempelajari aksara Mandarin.
Begitu juga menurut Suki Ariono, Pemilik Pusat Bimbingan Bahasa Mandarin Pelita Budaya Bangsa, ia sering merasa kesulitan untuk mengajak orang Tionghoa lainnya untuk belajar bahasa Mandarin.
“Banyak juga orang Tionghoa yang bisa percakapan tapi tidak bisa baca. Saya pernah dan sering meminta mereka untuk lebih belajar bahasa Mandarin. Tapi apa jawabnya? Saya sudah bisa bicara, kenapa saya harus belajar bahasa mandarin,” ungkap Suki yang menurutnya, baca dan tulis juga merupakan syarat seseorang dinyatakan menguasai bahasa Mandarin.
Baik Song maupun Suki akhirnya salut jika ada orang yang bukan dari kalangan Tionghoa namun mau dan serius mempelajari bahasa Mandarin secara total. Meski tergolong tidak mudah, tapi Song mengaku pernah memiliki seorang murid bukan dari kalangan Tionghoa yang bisa berbahasa Mandarin secara total. Dan itulah yang menjadi kebanggaannya serta membuatnya dapat memotivasi orang lain untuk bisa mempelajari bahasa Mandarin. (rur/ika)

Perhatikan Nada Bacanya
Ingin bisa dibilang cepat menguasai bahasa Mandarin? Paling tidak, kita bisa mempelajari bagaimana pengucapan atau kalimat demi kalimat yang bisa kita gunakan untuk berkomunikasi sehari-hari.
Namun bahasa Mandarin tidak seperti bahasa lainnya yang penulisan dengan pelafalannya sama. Ada empat nada yang mungkin bisa diucapkan dalam setiap kata demi katanya. Belum lagi panjang pendek pelafalannya. Jika salah atau kurang tepat pengucapannya, bisa berbeda juga arti dan makna yang ditimbulkan.
Misalnya saja kata Ma. Jika diucapkan dari nada pertama hingga nada keempat bisa memiliki arti ibu, kain kasar, kuda, sampai kata marah. Bagi yang belum terbiasa dalam pelafalannya, akan terasa sulit untuk mengucapkannya.
Suatu kata dengan lafal yang salah dalam bahasa Indonesia akan menyebabkan salah pengertian. Tapi bila salah menerapkan nada, akan lebih berat lagi dan membahayakan pengetiannya.
“Jadi harus diperhatikan sugguh-sungguh dalam latihan nada itu, mulai dari permulaannya sekali. Walaupun memang akan menjemukan,” Song menekankan dalam sarannya bagi mereka yang ingin belajar bahasa Mandarin.
Lantas, mengapa terkadang ada bahasa Mandarin yang berbeda pengucapannya? Hal itu tak lain karena adanya perbedaan dialek dalam masyarakat Tionghoa sendiri. Hampir seperti daerah Sumatera, ada beberpa bahasa daerah yang digunakan meski itu sama-sama berasal dari daerah Sumatera yang notebene provinsi di Indonesia.
Misalnya, terkadang kita sering melihat atau mendengar tampilan di televisi berupa percakapan masyarakat Tionghoa dengan kata-kata owe atau yang berarti aku. Nah uniknya, mengapa kata tersebut tidak kita dapati di daerah Provinsi Kepri?
Sebetulnya, kata owe ini berasal dari dialek Khek di kalangan Menteng yang ada di Jakarta. “Banyak bangsa dengan dialek yang berbeda dari masyarakat Tionghoa yang berada di Indonesia. Itu masih belum lagi pecahannya. Misalnya kalau Khek bisa ada beberapa dialek lagi,” jelas Suki.
Bahasa mandarin yang kita sering tahu sekarang ini di Provinsi Kepri sesungguhnya bukanlah hanya terdiri dari satu macam dialek saja. Setidaknya ada lima dialek yang sering digunakan oleh masyarakat Tionghoa.
Macam dialek tersebut antara lain Teochiu, Hokkian, Khek atau yang biasa disingkat dengan HK, Konghu, dan Hainan. Mereka pun tersebar di daerah Provinsi Kepri dengan tiap-tiap daerah memiliki mayoritas suku tersendiri.
Sedangkan bangsa Khek atau yang sering disingkat dengan HK inilah yang bahasanya kemudian dijadikan sebagai bahasa Mandarin yang lebih dikenal di kalangan internasional. Menurut Suki, bangsa Khek berasal dari suku Han dan kemudian bahasa inilah yang digunakan sebagai standar baahsa Mandarin di tingkat internasional. (ika)

Manfaatkan Saluran Televisi Mandarin
Tinggal di Batam yang dekat dengan akses Singapura dan Malaysia
membuat kita begitu mudah memperoleh saluran televisi dari kedua negara tersebut. Tidak hanya televisi yang menyiarkan dengan bahasa Inggris atau Melayu, kita pun bisa juga mengakses saluran televisi yang menggunakan bahasa Mandarin.
Nah, bagi Anda yang ingin menguasai bahasa Mandarin, kemudahan itulah yang bisa Anda gunakan juga untuk memperlancar bahasa Mandarin Anda. Apalagi menurut Suki, kita bisa belajar membiasakan diri untuk mendengarkan percakapan dalam bahasa Mandarin dan mengerti artinya melalui terjemahan bahasa Inggris yang biasanya tertulis dalam teks di layar televisi.
Cara lain yang bisa Anda tempuh untuk mempermudah belajar bahasa Mandarin adalah dengan mempraktekkannya bersama dengan orang lain. Daalm kelas privat yang dibuka oleh Song misalnya, ia kerap mengadakan kelas dengan peserta yang memiliki latar belakang yang sama dari para muridnya.
Cara ini untuk mempermudah dirinya dalam memberikan kata demi kata yang bisa jadi ada beberapa kata yang berbeda antara kelas privat yang satu dengan yang lain. Penerapan cara ini juga untuk mempermudah para peserta kelasnya agar bisa saling mempraktekkan materi yang diterimanya.
Ingin mencoba cara lain? Anda pun bisa belajar dari situs-situs pembelajaran bahasa Mandarin yang ada di internet. Misalnya dalam situs http://www.csulb.edu/~txie/ccol/content.htm. Di situs tersebut, Anda akan belajar bagaimana sebuah kalimat dibahasakan dalam bahasa Mandarin serta bagaimana karakter akasaranya. Situs ini juga dilengkapi dengan akses suara yang memungkinkan kita bisa mengerti bagaimana pelafalan dari kata per katanya. (ika)

Syaratnya Harus Konsisten
Anda punya cukup uang, punya cukup waktu, punya guru atau mengikuti institusi pendidikan bahasa Mandarin yang cukup handal, ternyata tidak menjamin Anda bisa dengan mudah menguasai bahasa yang satu ini.
Karena selain hal itu semua, Anda masih perlu memiliki tekad, kemauan untuk belajar, serta daya konsistensi untuk menguasainya. Seringnya yang terjadi, mereka yang ingin menguasai bahasa Mandarin ternyata tidak punya cukup modal niat yang kuat untuk benar-benar mempelajarinya hingga tuntas.
Selain itu, masalah waktu juga terkadang bisa menghalangi seseorang untuk putus di tengah jalan saat mempelajari bahasa Mandarin. Apalagi untuk mereka yang bekerja dan kurang bisa menyisihkan waktunya dengan baik, maka akan menghadapi kesulitan untuk tidak bisa secara teratur mengikuti kelas pelatihan.
Tak hanya waktu untuk di kelas, waktu untuk belajar di luar jam itu pun juga diperlukan. Jika ingin cepat lancar berbahasa Mandarin, tentunya kita juga harus mampu menghafal kata demi kata baru yang kita terima dalam setiap kali pertemuan dengan guru bahasa Mandarin.
By :Ika

3 komentar:

Chinese Language Lesson mengatakan...

bahasa mandarin memang sulit tetapi sangat menarik utk dipelajari.

reskita mengatakan...

mandarin is the bestttttttttt

reskita mengatakan...

bahasa asing tidak cukupm satu tapi boleh lebnih dari itun.Q sangat tertarik belajar bahasa china